Lifestyle

Ditemukan Cacar Monyet Jenis Baru, Ahli Warning Potensi Pandemi

Ditemukan Cacar Monyet Jenis Baru, Ahli Warning Potensi Pandemi




Jakarta, CNBC IndonesiaPenyakit cacar monyet atau mpox jenis baru yang muncul di Republik Demokratik Kongo, Afrika disebut berpotensi menjadi ancaman besar bagi kesehatan dunia Bila tidak segera diatasi.

Melansir dari Euronews, Republik Demokratik Kongo Pada dasarnya Sebelumnya “bergulat” dengan wabah besar penyakit cacar monyet sejak September 2023. Berbeda dengan, beberapa waktu belakangan penyakit ini Sudah mencapai tingkat krisis.

Tingkat krisis itu terjadi karena virus baru yang mematikan ini mampu menyebar tanpa kontak seksual dan tak terdeteksi tes diagnostik. Dilaporkan, Pada Di waktu ini jumlah kasusnya Sudah mencapai Catatan Unggul tertinggi dan vaksin tidak dapat diakses secara luas.

Pada 2024 ini, delapan negara di Afrika Sudah melaporkan sekitar 9.600 kasus diduga cacar monyet mpox dan lebih dari 400 kasus meninggal. Anak-anak di bawah 15 tahun disebut menjadi Dalang sebagian besar infeksi dan kematian baru pada 2024 ini.

Sejauh ini, hampir seluruh kasus terjadi di Republik Demokratik Kongo. Berbeda dengan, para pejabat kesehatan menyebut bahwa jenis virus baru ini Kemungkinan Sebelumnya menyebar ke luar negeri dan keseluruhan kasus kemungkinan besar tidak dilaporkan karena pengujian dan pengawasan yang tidak tepat.

Tanpa langkah-langkah mitigasi, penyakit cacar monyet dapat menyebabkan lebih banyak penyakit, kematian, dan menyebar ke luar Afrika Tengah.




Foto: Pusat Pengendalian Penyakit meneliti virus MonkeyPox di lapangan. (via Getty Im/The Washington Post)

“Ada kemungkinan besar virus ini berpindah tempat,” kata pimpinan teknis dan manajer darurat penyakit cacar monyet dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Rosamund Lewis, dikutip Jumat (5/7/2024).

Pada 2022 lalu, penyakit cacar monyet sempat menjadi krisis global, Dikenal sebagai saat kasusnya merebak di kalangan lelaki seks dengan lelaki (LSL) serta biseksual di Eropa dan Amerika Utara.

Hal ini menandai pertama kalinya penularan berkelanjutan yang teridentifikasi di luar Afrika Barat atau Tengah, yaitu saat virus ini Sudah menjadi endemik selama beberapa dekade di Sebanyaknya negara.

Adapun, strain yang menyebabkan wabah global pada 2022 Merupakan Clade II yang sering ditemukan di Afrika Barat. Clade II diklaim tidak mematikan, seperti Clade I yang umum terjadi di Kongo dan memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen.

Adapun, jenis penyakit cacar monyet terbaru ini merupakan cabang dari Clade I yang pertama kali muncul pada tahun lalu di kalangan penambang dan pekerja seks di kota Kamituga di Kongo timur.

Menurut Lewis, beberapa waktu belakangan ini jenis virus baru cacar monyet Sudah ditemukan di kamp-kamp Orang Terlantar internal. Tidak hanya melalui hubungan seks, penyakit dari virus baru ini menyebar melalui kontak pribadi yang dekat.




Seorang petugas kesehatan berdiri di depan informasi virus monkeypox di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia pada 15 Mei 2019. Monkeypox adalah penyakit menular oleh virus monkeypox yang endemik dari sebagian wilayah Tengah dan Afrika Barat yang membuat manusia luka, demam, nyeri otot dan kedinginan. (Getty Images/Anadolu Agency)Foto: Seorang petugas kesehatan berdiri di depan informasi virus monkeypox di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dekat Jakarta, Indonesia. (Getty Images/Anadolu Agency)

Dengan demikian, penyakit cacar monyet jenis baru ini mampu mempengaruhi kelompok orang yang lebih luas sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegah penyebarannya. Bahkan, para peneliti menyebut jenis baru ini berpotensi menjadi pandemi

“Bila wabah ini tidak segera dikendalikan, hal ini Sebelumnya Tak perlu ditanyakan lagi dapat menimbulkan risiko bagi seluruh dunia,” penasihat senior direktur jenderal Pusat Pengendalian dan Proteksi Afrika, Nicaise Ndembi.

Pada 2022 lalu, otoritas kesehatan mengendalikan wabah global melalui distribusi vaksin dan Perawatan antivirus yang ditargetkan, serta melakukan sosialisasi kepada komunitas berisiko.

Lalu pada Februari 2023, hampir 337 ribu dosis vaksin Sudah diberikan di Organisasi Eropa, Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.

Berbeda dengan, terdapat kendala terhadap pendekatan di Kongo dan wilayah yang lebih luas. Sebab, stigma terkait dengan penyakit cacar monyet cukup tinggi dan akses terhadap vaksin dan Perawatan disebut kurang memadai.

Ada tiga vaksin mpox yang tersedia secara global, tetapi Kongo baru Menyajikan otorisasi darurat untuk menggunakan dua di antaranya pada pekan lalu.

Dilaporkan, Kongo memiliki sistem yang lemah dalam menyetujui produk medis dan WHO tidak mengakui regulator Resep-obatan di Kongo sebagai “badan pengatur yang ketat”.

Ahli vaksinologi di Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan, Dr Nelson Aghogho Evaborhene menambahkan bahwa beberapa negara kekurangan “sumber daya teknis dan dama” yang diperlukan untuk mengevaluasi Resep-obatan sehingga bergantung pada WHO, kelompok Kesehatan Dunia lainnya, dan regulator negara lain untuk mengevaluasi Resep-obatan.

Terlebih lagi, pembuatan vaksin dalam negeri Bahkan hampir tidak ada sehingga Kongo dan sebagian besar wilayah di kawasan ini bergantung pada sumbangan dosis dari negara lain.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Lesu, Usaha Skincare Ikut Meredup?




Next Article



WHO Prediksi Kasus Kanker Naik 77%, Angka Kematian 2x Lipat



(rns/rns)

Sumber Refrensi Berita: CNBINDONESIA

Tinggalkan Balasan

Back to top button