Teknologi

Ngamuk Kena Pengurangan Tenaga Kerja, Karyawan Hapus Server Kantornya

Ngamuk Kena Pengurangan Tenaga Kerja, Karyawan Hapus Server Kantornya


– Seorang mantan karyawan ngamuk dan menghapus data di server perusahaan Singapura Sampai saat ini menyebabkan kerugian sebesar S$918.000 (Rp 11 miliar) karena dipecat secara tak adil.

Karyawan asal India bernama Kandula Nagaraju itu mengakses sistem pengujian komputer milik perusahaan lamanya, NCS, dan menghapus sekitar 180 server virtual.

Atas perbuatannya tersebut, Kandula dijatuhi hukuman 2 tahun 8 bulan penjara pada Senin 10 Juni 2024, karena tuduhan akses tidak sah ke materi komputer. Tuduhan lain tengah dipertimbangkan untuk hukuman.

Melansir CNA, kontrak Kandula dengan NCS dihentikan pada Oktober 2022 karena kinerja yang buruk. Kandula terakhir kali bekerja pada 16 November 2022.

Menurut dokumen Lembaga Proses Hukum, Kandula merasa bingung dan kesal ketika Ia dipecat, karena Ia merasa Sebelumnya bekerja dengan baik dan Menyajikan kontribusi kepada perusahaan. Setelah keluar dari NCS, ia tidak memiliki pekerjaan lain di Singapura dan Dianjurkan kembali ke India.

Sekitar November 2021 Sampai saat ini Oktober 2022, Kandula Merupakan bagian dari tim beranggotakan 20 orang yang mengelola sistem komputer jaminan kualitas (QA) di NCS.

Sistem yang dikelola mantan tim Kandula digunakan untuk menguji perangkat lunak dan program baru sebelum diluncurkan.

NCS mengatakan itu Merupakan sistem pengujian mandiri yang terdiri dari sekitar 180 server virtual, dan tidak ada informasi sensitif disimpan di dalamnya.

Setelah kontraknya diputus dan kembali di India, Kandula menggunakan laptopnya untuk mendapatkan akses ilegal ke sistem menggunakan kredensial login administrator. Ia melakukannya enam kali antara 6 Januari dan 17 Januari 2023.

Satu bulan setelahnya, Kandula kembali ke Singapura setelah mencari pekerjaan baru. Ia menyewa kamar dengan mantan rekannya di NCS dan menggunakan jaringan Wi-Fi miliknya untuk mengakses sistem NCS satu kali pada 23 Februari 2023.

Selama 2 bulan akses tidak sah itu, Ia menulis beberapa skrip komputer untuk menguji apakah skrip tersebut dapat digunakan pada sistem untuk menghapus server.

Pada Maret 2023, Ia mengakses sistem QA NCS sebanyak 13 kali. Pada tanggal 18 dan 19 Maret, Ia menjalankan skrip yang diprogram untuk menghapus 180 server virtual di sistem. Skripnya ditulis sedemikian rupa sehingga Berencana menghapus server satu per satu.

Keesokan harinya, tim NCS menyadari bahwa sistem tidak dapat diakses dan mencoba memecahkan masalah, Sekalipun tidak berhasil. Mereka menemukan bahwa server Sebelumnya dihapus.

Pada 11 April 2023, laporan polisi Singkatnya dibuat dan beberapa alamat IP yang ditemukan melalui penyelidikan internal diserahkan kepada polisi. Laptop Kandula disita dan ditemukan skrip yang digunakan untuk melakukan penghapusan.

Investigasi mengungkapkan bahwa Ia Sebelumnya mencari skrip di Google untuk menghapus server virtual, yang kemudian Ia gunakan untuk mengkodekan skrip tersebut.



Artikel Selanjutnya


Raksasa Maritim Singapura Bangun Data Center di Batam


Sumber Refrensi Berita: CNBCINDONESIA

Tinggalkan Balasan

Back to top button