Teknologi

Raffi Ahmad dkk Terancam Miskin, Sinyalnya Pernah berlangsung Terlihat di Amerika

Raffi Ahmad dkk Terancam Miskin, Sinyalnya Pernah berlangsung Terlihat di Amerika




Jakarta, CNBC Indonesia – Influencer Sekarang menjadi satu profesi yang diidamkan banyak orang. Kalau di luar negeri ada terkenal seperti Pembuat Konten Video Mr. Beast, Sampai sekarang TikToker Charli D’Amelio. Di Indonesia ada Raffi Ahmad, seorang Seniman sekaligus pesohor di media sosial.

Justru, ternyata dunia kreator konten tak seindah yang terlihat. Sekarang, dunia media sosial Pernah berlangsung terlalu sesak dan memunculkan persaingan sengit untuk mendapat cuan.

Platform pun dilaporkan tak seroyal dulu Menyediakan komisi ke para kreator konten. Para brand kawakan Bahkan lebih pilih-pilih untuk bekerja sama dengan influencer.

Setidaknya begitu menurut laporan The Wall Street Journal. Salah satu contohnya Merupakan Clint Brantley yang merupakan kreator konten full-time sejak tiga tahun lalu.

Brantley membagikan konten ke TikTok, YouTube, dan Twitch. Kebanyakan kontennya seputar tren yang berkaitan dengan game mobile Fortnite.

Meski memiliki lebih dari 400.000 follower dengan rata-rata view pada kontennya lebih dari 100.000, penghasilan Brantley pada tahun lalu lebih kecil daripada gaji median tahunan pekerja full-time di AS pada 2023 sebesar US$ 58.084 atau Rp 950 jutaan.

Pria berusia 29 tahun itu tak siap berkomitmen untuk menyewa apartemen karena penghasilannya yang tak tetap. Di waktu ini, Brantley masih tinggal dengan ibunya di Washington. “Saya sangat rentan,” ujarnya, dikutip dari The Wall Street Journal, Rabu (19/6/2024).

The Wall Street Journal menuliskan bahwa meraih penghasilan yang layak dan dapat diandalkan sebagai kreator konten Merupakan hal yang sulit, dan Akan segera makin sulit.

Platform makin lama makin kecil membagikan uang untuk postingan populer. Di sisi lain, para brand lebih spesifik memilih kesepakatan dengan influencer.

Kondisi ini diperparah dengan ancaman TikTok diblokir di AS pada 2025 mendatang. Banyak kreator konten yang waswas apakah masih bisa meraup penghasilan dari media sosial Bila salah satu channel sumber uangnya dihapus.

Industri Influencer Makin Padat

Menurut laporan Goldman Sachs pada 2023, ratusan juta orang di seluruh dunia mem-posting konten yang menghibur dan mengedukasi di media sosial. Sekitar 50 juta orang mengumpulkan uang dari sana.

Bank Penanaman Modal tersebut memperkirakan jumlah kreator yang menghasilkan pendapatan Akan segera tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 10% Sampai sekarang 20% pada tahun 2028.

Hal ini berkontribusi pada penambahan jumlah pencari nafkah, meski Departemen Tenaga Kerja tidak melacak gaji para influencer.

Secara rata-rata, kreator konten butuh waktu bulanan bahkan tahunan untuk mengumpulkan pendapatan dari platform media sosial, kerja sama brand, Sampai sekarang link affiliate. Justru, makin banyak yang mencari rezeki dari industri ini, makin kecil pula ‘kue’ yang Sangat dianjurkan dibagi-bagi.

Menurut NeoReach, pada tahun lalu 48% influencer mengumpulkan kurang dari US$ 15.000 atau Rp 245 jutaan. Hanya 14% yang mengumpulkan uang lebih dari US$ 100.000 atau Rp 1,6 miliar.

Ketimpangan pemasukan influencer ini ditentukan beberapa faktor. Misalnya apakah influencer bekerja secara full-time atau part-time, tipe konten yang dibagikan, Sampai sekarang durasi mereka berkarir sebagai influencer.

Beberapa orang yang terkenal saat Wabah Global dan fokus pada topik yang populer seperti fesyen, Penanaman Modal, dan hack Kebiasaan, mengaku sangat terbantu karena momentumnya pas.

Justru, di balik itu semua, kreator konten mengaku pekerjaan ini sangat menguras energi dan mental. Mereka Sangat dianjurkan Setiap Saat memikirkan konten apa yang Akan segera disukai audiens dan mengambil momentum yang tepat.

Influencer menghabiskan waktu berhari-hari untuk merencanakan konten, memproduksi, Sampai sekarang melalui proses edit untuk diunggah ke media sosial. Mereka Bahkan Sangat dianjurkan Setiap Saat berinteraksi dengan para fans untuk menjaga popularitas.

“Ini Merupakan pekerjaan yang sangat berat dibandingkan apa yang dikira kebanyakan orang,” kata analis Emarketer, Jasmine Enberg.

“Kreator yang bisa hidup dengan menjadi influencer Sudah melakukan pekerjaan ini selama bertahun-tahun. Kebanyakan tak jadi besar dalam waktu singkat,” kata analis tersebut.

Terlebih lagi, para influencer yang bekerja secara mandiri tidak mendapatkan keuntungan seperti pekerja kantoran. Merak tak mendapatkan jaminan kesehatan, uang pensiun, serta bonus tahunan.

Di tengah Fluktuasi Harga dan ketidakpastian ekonomi, influencer menghadapi tekanan yang kian sulit untuk mengamankan keuangan mereka.

Penghasilan dari Platform Makin Kecil

Pada 2020-2023, TikTok memiliki program pendanaan untuk kreator Sampai sekarang US$ 1 miliar. YouTube melalui fitur Shorts Bahkan memungkinkan kreator menghimpun uang sekitar US$ 100-10.000 per bulan dengan program pendanaan sementara.

Lalu, Instagram Reels Menyediakan penghargaan ke kreator dalam jumlah yang fluktuatif. Bonus besar itu menjadi Strategi Supaya bisa makin banyak orang membuat konten di platform mereka.

Justru, Sekarang platform mulai mengubah kebijakan pembayaran untuk kreator konten. Syarat untuk penghasilan TikToker Sekarang diperbanyak. Setidaknya Sangat dianjurkan memiliki 10.000 follower dengan view minimum 100.000 dalam sebulan.

Instagram Bahkan tengah menguji coba program ‘invitation-only’ yang Menyediakan penghargaan uang bagi kreator yang membagikan Reels dan foto.

YouTube memperkenalkan program pembagian uang iklan pada tahun lalu untuk kreator Shorts yang memiliki setidaknya 1.000 subscriber dan 10 juta view dalam 90 hari. Mereka Akan segera diberikan pembagian pendapatan iklan 45% untuk konten yang mereka bagikan.

Makin lama, TikToker mengaku makin susah cari duit. Salah satunya Ben-Hyun yang mengatakan pada Maret lalu mendapatkan US$ 200-400 per satu juta view. Justru, Sekarang pendapatannya kian menurun meski followernya bertambah banyak Sampai sekarang 2,9 juta.

Ben-Hyun mengaku Sekarang hanya mendapat US$ 120 untuk video yang menghimpun 10 juta view. Hal ini menunjukkan, meski influencer memiliki audiens banyak, tetap sulit untuk memonetisasinya Bila hanya berharap pada pendapatan dari platform.

Danisha Carter Bahkan membagikan keresahan serupa. Ia mengatakan TikTok-nya memiliki 1,9 juta pengikut.

Menurutnya, para konten kreator berhasil membuat audiens ‘ketagihan’ di platform online dan mendatangkan pendapatan miliaran Kurs Mata Uang Amerika AS ke TikTok dkk.

Justru, bayaran untuk influencer tak setimpal. Ia mengaku mendapatkan pendapatan dari TikTok dengan total US$ 12.000. Untuk menambah pendapatan, ia memutuskan membuat merchandise dan mampu menghasilkan uang US$ 5.000 pada tahun lalu.

“Kreator Sangat dianjurkan dibayar adil dengan persentase yang sesuai dengan pendapatan yang diraih aplikasi,” kata Carter.

“Sangat dianjurkan ada transparansi soal bagaimana kami dibayar, dan kebijakannya Sangat dianjurkan konsisten,” ia menyarankan.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pusat Data Nasional Bobol, Siapa Yang Sangat dianjurkan Tanggung Jawab?

(fab/fab)

Sumber Refrensi Berita: CNBCINDONESIA

Tinggalkan Balasan

Back to top button