Sepak Bola Olimpiade Hilang Magis, Medali Emas Tak Lagi Prestisius
Sepak Bola Olimpiade Hilang Magis, Medali Emas Tak Lagi Prestisius
Cabang Gerakan sepak bola Olimpiade 2024 makin kehilangan magis. Saat cabang Gerakan lainnya menjadikan Olimpiade target utama, sepak bola hanya pelengkap.
Di Olimpiade Paris 2024 misalnya, tak banyak bintang dunia ambil bagian. Hanya ada beberapa nama, seperti Nicolas Otamendi dan Julian Alvarez (Argentina) dan Achraf Hakimi (Maroko).
Penerapan Olahragawan U-23 sejak 1992 dan tak masuk agenda resmi FIFA, jadi salah satu faktor. Dampaknya, Olahragawan-Olahragawan yang Sebelumnya punya nama, yang utamanya berkiprah di Eropa, tak ambil bagian.
Meski Olimpiade musim panas berlangsung saat sebagian besar Kejuaraan besar Eropa belum dimulai, Kelompok enggan melepas pemainnya. Para Olahragawan Bahkan kurang tertarik ambil bagian.
Status amatir dan profesional memang pernah jadi sengketa antara IOC dan FIFA. Karena sengketa ini, cabang Gerakan sepak bola sempat dihapus dari nomor perlombaan pada Olimpiade 1932.
Saat dipertandingkan lagi dengan kebijakan Olahragawan profesional bisa ambil bagian pada 1992, antusiasmenya Sebelumnya tak sama. Marwah dan magis sepak bola Olimpiade merosot.
Padahal, cabang Gerakan lain menganggap Olimpiade sebagai puncak rantai prestasi. Meraih medali Emas Olimpiade sama artinya mencapai podium tertinggi.
Setiap cabang Gerakan punya kejuaraan dunia, sama dengan Trophy Dunia milik FIFA, tetapi harkat Olimpiade tetap mewah. Prestise semacam ini tidak berlaku di sepak bola.
Untuk nomor Bulu Tangkis misalnya, Emas Olimpiade sering dianggap sebagai pengkhatam prestasi. Begitu Bahkan dengan nomor perlombaan lainnya seperti angkat besi, atletik, dan renang.
Cabang Gerakan tinju, yang diikuti Olahragawan-Olahragawan amatir, Bahkan tetap prestisius. Mereka yang mendapat medali Emas biasanya bisa langsung tarung perebutan sabuk gelar juara dunia begitu alih status.
Ini terjadi karena FIFA membuat dikotomi. Semua kejuaraan di luar FIFA dianggap sebagai Kejuaraan minor, bukan mayor. Juara Trophy Eropa U-21 bahkan dinilai lebih bergengsi dibanding Olimpiade.
Karenanya pula banyak mantan pesepakbola dunia menilai sepak bola Olimpiade Sebelumnya tak menarik. Oleh karena itu pula juara umum Olimpiade tak tergerus marwahnya tanpa medali Emas sepak bola.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA