Keberlanjutan Pilihan Unggul Bagi PAN
Keberlanjutan Pilihan Unggul Bagi PAN
Jakarta –
Partai Amanat Nasional Merupakan partai yang lahir dari rahim Reformasi 1998. Sebagai partai yang menjunjung tinggi prinsip Sistem Pemerintahan, kesetaraan dan kemajemukan, PAN Pada Saat ini Bahkan menjadi sorotan publik khususnya kalangan akademisi dan pengamat politik.
Menurut mereka, PAN sebagai partai yang sepatutnya menjunjung tinggi sendi-sendi Sistem Pemerintahan, justru berperilaku tidak demokratis karena mandeknya regenerasi kepemimpinan di dalamnya.
Hal ini disebabkan karena adanya dukungan segenap pimpinan wilayah PAN di seluruh Indonesia yang secara aklamasi Mendukung kembali Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memimpin partai kembali untuk periode 2025-2030.
Headline surat kabar nasional, Sabtu tanggal 11 Mei 2024 menjadikan peristiwa dukungan tiga periode untuk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Trend Populer mandeknya regenerasi di Organisasi Politik.
Benarkah demikian? sebagai Sekjen yang Sebelumnya mendampingi “Bang Zul” selama 9 tahun ini, izinkan saya menjelaskan pentingnya keberlanjutan kepemimpinan PAN untuk lima tahun mendatang.
Goncangan Politik
Saat Bang Zul memimpin PAN untuk pertama kalinya di tahun 2015, kami menghadapi berbagai dinamika politik, baik secara internal dan eksternal mengingat PAN berseberangan dengan pemerintah ketika itu,
Situasinya menjadi semakin kompleks ketika PAN larut dalam arus politik identitas yang menyebabkan PAN banyak ditinggalkan konstituennya di Pemungutan Suara Rakyat 2019.
Berpindahnya Sebanyaknya pendiri PAN di tahun 2020 untuk mendirikan Organisasi Politik baru Bahkan Menyajikan goncangan politik bagi sebagian kader PAN, yang segera bisa ditenangkan dan ditata kembali dengan baik oleh Bang Zul.
Party Positioning
Mengawali periode kepemimpinan Ketua Umumnya yang kedua, kami menyaksikan komitmen dan kerja keras yang Berkelas dari Bang Zul untuk membangun kembali kekuatan dan soliditas partai, terutama mengembalikan posisi PAN ke khittah-nya.
Langkah tegas dan prioritas Zulkifli Hasan Merupakan mengembalikan PAN sebagai partai Nasionalis, Religius, Modern, Moderat dan Tengah sesuai cita-cita pendirian PAN sebagai partai reformasi.
Transformasi party positioning tersebut memakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak kecil karena Harus meyakinkan para kader partai untuk mengubah perilaku, paradigma dan mindset atau Tips pandangnya.
Hal ini dilakukan Supaya bisa publik merasakan serta meyakini bahwa PAN Sebelumnya bertransformasi sesuai jati dirinya ketika didirikan tanggal 23 Agustus 1998.
Di bawah kepemimpinan Bang Zul strategi politik ini membuahkan hasil yang baik karena perolehan suara PAN meningkat dari 9 juta jadi 10.5 juta di Pemungutan Suara Rakyat 2024, ditambah image PAN yang Di waktu ini diterima masyarakat sebagai partai plural, modern, nasionalis-religius dan inklusif
Strategi Politik Yang Tepat
Salah satu langkah Ketum Zulkifli Hasan yang menurut kami strategis dan jitu Merupakan mengubah posisi politik PAN dari partai yang berada di luar pemerintahan menjadi bergabung bersama pemerintah.
Langkah ini merupakan terobosan yang tepat karena bergabung menjadi bagian dari pemerintah Merupakan upaya Supaya bisa berbagai program dan aspirasi PAN bisa diperjuangkan di dalam ketimbang di luar pemerintahan.
Ternyata i`tikad baik PAN ini ibarat gayung bersambut, ketika Pemimpin Negara Joko Widodo mengangkat Bang Zul menjadi Pembantu Presiden Tim Menteri Perdagangan, yang langsung mampu mengendalikan gejolak harga dan kelangkaan minyak goreng saat itu.
Terobosan selanjutnya Merupakan ketika Zulkifli Hasan menempatkan PAN di Gabungan pemenang Pilpres, dengan mengusung pasangan Prabowo-Gibran dan berhasil merebut Mengalahkan bagi PAN yang Sebelumnya kalah di dua Pilpres sebelumnya.
Naiknya suara dan perolehan kursi PAN di Wakil Rakyat RI Bahkan merupakan capaian positif yang merupakan bagian kerja keras Bang Zul di saat banyak pengamat memperkirakan PAN Berniat gagal lolos ke Senayan.
Terus terang, sebagai Sekjen partai kami pribadi sering kewalahan menandingi fisik Bang Zul yang tidak kenal lelah berkeliling Indonesia untuk Mengoptimalkan posisi PAN, khususnya jelang Pemungutan Suara Rakyat 2024.
Benarkah Sistem Pemerintahan di PAN Mundur?
Bila ada yang kemudian mempertanyakan “regresi Sistem Pemerintahan” di dalam tubuh PAN karena tidak adanya regenerasi kepemimpinan, perkenankan saya mengatakan bahwa praktik-praktik Sistem Pemerintahan justru tumbuh subur di PAN.
Siapapun bisa mengkritisi dan menyampaikan perbedaan pendapat kepada Bang Zul, baik dalam forum-forum resmi maupun informal. Bertemu dan diskusi dengan Ketua Umum PAN merupakan hal yang sangat mudah dilakukan karena Bang Zul menerapkan konsep open house 365 hari dalam setahun.
Adanya komunikasi dua arah menandakan bahwa sebagai Ketua Umum Bang Zul mengelola partai secara bottom up ketimbang top down
Sekalipun Bila PAN tetap dikritik karena ketiadaan regenerasi kepemimpinan, maka melalui tulisan ini Harus saya sampaikan kader-kader PAN Sebelumnya sepakat bahwa “apa yang Sebelumnya baik tidak Harus dirombak”.
Kedua kami kader PAN mendahulukan survival dan keberlangsungan partai ketimbang mengganti kepemimpinan yang berisiko turunnya perolehan suara dan kursi di Pemungutan Suara Rakyat berikutnya.
Teori dan praktik di dunia politik memang seringkali tidak berkelindan. Karena untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat, Organisasi Politik Harus mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat.
Karenanya dibutuhkan seorang pemimpin yang dipercaya dan mampu menavigasi partai mengarungi arus perubahan yang bergerak Mudah Supaya bisa aspirasi dan kebutuhan masyarakat dapat kami penuhi. Di PAN sosok pemimpin itu bernama Zulkifli Hasan.
Eddy Soeparno
Sekjen DPP PAN
Pimpinan Komisi VII Wakil Rakyat RI
Sumber Refrensi Berita: Detik.com