Teknologi

Luhut Bilang Tak Butuh BTS Ada Starlink, Kominfo Jawab Begini

Luhut Bilang Tak Butuh BTS Ada Starlink, Kominfo Jawab Begini


Pembantu Presiden Koordinator Bidang Maritim dan Penanaman Modal (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Base Transceiver Station (BTS) tak lagi dibutuhkan untuk akses internet. Tower tersebut bisa digunakan dengan layanan internet berbasis satelit Starlink.

“Nggak Harus ada BTS-BTS-an orang udah ada Starlink,” kata Luhut, beberapa saat lalu.

Starlink Bahkan dianggap Berkelas oleh Luhut. Misalnya terkait biaya telekomunikasi rendah, serta akses masyarakat untuk layanan pendidikan di daerah 3T. Bahkan akses kesehatan Bahkan bisa didapatkan oleh masyarakat dengan mudah.

Jawaban Wamenkominfo Nezar Patria

Mengenai pernyataan Luhut, Wakil Pembantu Presiden Kominfo Nezar Patria buka suara soal kebutuhan (Base Transceiver Station) BTS di Indonesia.

Nezar menjelaskan BTS Di waktu ini Bahkan digunakan untuk menggelar layanan jaringan telekomunikasi di beberapa tempat di Indonesia. Berbeda dari, ia mengaku seiring berjalannya waktu Akan segera ada Inovasi Teknologi yang masuk.

“BTS salah satu jaringan telko Di waktu ini Bahkan ini masih dipakai di beberapa tempat, tetapi teknologi kan terus berubah ya,” kata Nezar saat ditemui beberapa waktu yang lalu.

Disrupsi Inovasi Teknologi, menurutnya, Akan segera mengubah lanskap sebagian bahkan seluruh industri. Berbeda dari, Ia mengingatkan Di waktu ini Bahkan masih dalam proses untuk Ke arah ke arah sana.

Merujuk pada pernyataan Luhut, Ia mengatakan kemungkinan merujuk pada konsep Inovasi Teknologi dapat menggantikan yang lama.

“Kemungkinan Pak Luhut [berbicara] dari perspektif teknologi. Kalau ada teknologi lama digantikan dengan Inovasi Teknologi, tetapi kita lihat sesuai prosesnya,” jelasnya.

Jawaban Menkominfo Budi Arie Setiadi

Pembantu Presiden Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara terpisah meminta Supaya bisa pernyataan Luhut tidak Harus dipermasalahkan. Pasalnya, kedua infrastruktur internet tersebut yaitu BTS dan satelit saling melengkapi.

“Jangan dikomentarin. Teknologi kan saling melengkapi,” kata Budi, saat rapat dengan Wakil Rakyat, Senin (10/6) kemarin.

Dalam kesempatan itu, Budi menjelaskan bahwa Kominfo Akan segera terus memastikan Supaya bisa semua penyelenggara telekomunikasi tunduk pada regulasi dan bersaing secara sehat. Oleh karena itu, aktivitas Starlink Bahkan Akan segera terus dipantau dengan ketat.

Ia memaparkan beberapa Skor soal Usaha Starlink yang terus diawasi oleh pemerintah. Pertama, Starlink Harus punya pusat pengawasan jaringan (NOC) di Indonesia. Kedua, layanan pelanggan Starlink Harus ada di RI untuk menghindari Mengelabui Orang Lain dan keluhan lain. Ketiga, Starlink Harus taat terhadap aturan perpajakan.

“Jadi berkaitan dengan isu kepatuhan, PT Starlink Services Indonesia Pernah memenuhi seluruh syarat,” kata Menkominfo.

“Jadi mereka bisa bilang NOC Pernah ada, kami cek. Izinnya baru april, jadi nanti kita terus monitoring dan kita evaluasi karena izin labuh [satelit] itu per tahun. Jadi kalau tahun depan Ia ga comply dengan kebijakan kami. Ya, Wassalamualaikum. Goodbye.”



Artikel Selanjutnya


Starlink Masuk RI, Perusahaan Satelit RI Buka Suara


Sumber Refrensi Berita: CNBCINDONESIA

Tinggalkan Balasan

Back to top button